Persahabatan Ular dan Tikus

 

Di sebuah hutan hiduplah seekor Ular dan Tikus, mereka tinggal bertetangga sudah sejak lama. Mereka tinggal dengan aman dan tentram tanpa menganggu satu sama lain, meskipun Ular memakan daging untuk bertahan hidup tapi ia hanya berburu makanan yang jauh dari tempat tinggalnya sehingga ia tidak mengusik Tikus yang menjadi tetangganya, Tikus pun hanya mencari makanan seperti biji-bijian dan buah-buahan.

“Selamat pagi Ular! Kamu akan berburu hari ini?”

“Selamat pagi Tikus! Iya aku akan berburu ke arah selatan untuk mencari makanan.”

“Kalau begitu aku akan mencari makanan ke arah utara ya!”

“Iya! Kalau begitu sampai jumpa Tikus!”

“Sampai jumpa Ular.”

Ular dan Tikus pun mulai mencari makan masing-masing, mereka mencari makan hingga larut malam, akan tetapi Ular pada hari itu tidak menemukan mangsa untuk dimakan sehingga ia tidak makan pada hari itu sedangkan Tikus pada hari itu panen makanan ia mendapatkan banyak sekali buah manga yang matang dan biji bunga matahari yang lezat.

Keesokan harinya Ular dan Tikus kembali mencari makan, seperti biasa mereka bertemu didepan sarang masing-masing.

“Selamat pagi Ular!”

“Selamat pagi Tikus!”

Tikus tertegun karena melihat wajah Ular yang pucat.

“Kamu kenapa Ular? Pucat sekali”

“Iya nih, aku kemarin tidak mendapatkan makanan jadinya aku belum makan dari kemarin.”

“Wah kasihan sekali! Apakah kamu masih kuat untuk mencari makan hari ini?”

“Entahlah Tikus, aku sangat lemas.”

“hmm bagaimana jika kamu mencoba untuk memakan buah-buahan atau biji-bijian dulu supaya kamu kuat untuk mencari makan?”

“Hmmm apakah tidak apa-apa Tikus? Itukan makananmu.”

“Tidak apa-apa tenang saja Ular, aku kemarin baru menemukan banyak sekali buah manga dan biji bunga matahari. Kamu tunggu dulu sebentar ya! Aku bawakan dulu buahnya”

Tikus kemudian bergegas kembali kedalam sarangnya dan ia kemudian mengambil sekeranjang buah manga untuk Ular yang kelaparan. Ia mengambil keranjang buah tersebut dan membawakannya ke sarang Ular.

“Ular! ini aku bawakan buah manga untukmu, semoga bisa menganjal perutmu ya!”

“Terimakasih Tikus, aku benar-benar sangat senang karena kamu mau menolongku!

“Tidak masalah Ular, kita kan tetangga jadi harus saling tolong-menolong.”

Ular pun kemudian memakan buah manga yang dibawakan oleh Tikus hingga tenaganya pulih kembali, ia merasa sangat bersyukur karena memiliki tetangga yang baik seperti Tikus. Keesokan harinya sebelum Ular pergi berburu ia terlebih dahulu membantu Tikus untuk mengumpulkan biji bunga matahari sebagai tanda terimakasih.  

Komentar